Mading


Hikayat Perempuan Salehah Bani Israil
            Wahai yang mulia baginda Raja, pada jaman dahulu ada seorang perempuan salehah di antara kaum Bani Israil. Perempuan itu agamanya sangat kuat dan gemar beribadah.
            Setiap hari dia berangkat ke tempat shalatnya yang berada di sebelah sebuah taman.
            Apabila dia berangkat ke tempat shalatnya, dia selalu melewati taman itu untuk mengambil air wudhu dari kolamnya.

            Di taman itu tinggal dua orang pria berumur yang bertugas menjaga dan merawat taman tersebut. Kedua pria tua itu menyukai perempuan salehah tersebut. Dan selalu menggodanya agar dia mau melayani nafsu bejat mereka.
            Tentu saja si perempuan salehah menolak mereka mentah-mentah.
            Lantas mereka berdua mengancam, “Jika kamu tidak melayani kami, maka kami berdua akan bersaksi bahwa kamu berzina.”
            “Silahkan, saya tidak takut terhadap kesaksian palsu kalian. Cukup Allah bagiku untuk menghadapi kejahatan kalian,” tukas si perempuan salehah.
            Serta-merta kedua pria tua bangka itu membuka pagar taman lebar-lebar dan berteriak memanggil orang-orang. Masyarakatpun berdatangan mendengar teriakan mereka.
            “Ada apa kalian berdua memanggil kami?” tanya mereka.
            Kedua bandot tua itu menjawab, “Kami memergoki gadis ini berzina dengan seorang pemuda, lalu pemuda itu berhasil meloloskan diri dari tangkapan kami dan pergi.”
            Pada zaman itu, masyarakat Bani Israil mengumumkan suatu kasus perzinaan selama tiga hari penuh sebelum melakukan eksekusi hukuman rajam terhadap si pezina.
            Maka diumumkan ke seluruh masyarakat selama tiga hari penuh bahwa si perempuan salehah berzina.
            Setiap hari selama tiga hari itu, kedua pria jahat tersebut menghampiri si perempuan salehah dan merenggut kepalanya seraya berseru dengan lantang, “Segala Puji bagi Allah yang telah menurunkan Siksa-Nya kepadamu.”
Ketika masyarakat hendak menjatuhkan hukuman rajam tehadap si perempuan salehah, Nabi Daniel yang ketika itu masih berusia dua belas tahun bergegas menyusul mereka.
Dia terus dan terus menyusul mereka sampai akhirnya berhasil tiba di tempat eksekusi sebelum hukuman rajam dimulai.
Dia berkata lantang, “Jangan terburu-buru menjatuhkan hukuman rajam terhadapnya sebelum aku memutuskan apakah dia bersalah atau tidak.”
Maka orang-orang menyediakan kursi untuk Nabi Daniel.
Setelah duduk, Nabi Daniel memerintahkan agar kedua saksi, yakni kedua pria jahat, ditempatkan pada ruangan yang terpisah.
Lalu Nabi Daniel mendatangi mereka satu persatu.
Dia bertanya kepada salah seorang diantara mereka, “Apa yang kamu lihat?” pria tua itu menjawab seperti yang dikatakannya kepada masyarakat.
Nabi Daniel bertanya lagi, “Kejadian di taman itu berlangsung dimana, tepatnya?”
“Disebelah timur, di bawah pohon Pir,” jawab bandot tua itu.
Kemudian Nabi Daniel mendatangi saksi palsu kedua dan bertanya kepadanya, “Apa yang kamu lihat?” pria tua yang satu ini menjawab sebagaimana yang dikatakannya kepada masyarakat.
Nabi Daniel bertanya lagi, “Kejadian di taman itu berlangsung dimana, tepatnya?”
“Disebelah Barat, dibawah pohon apel,” jawab pria jahat itu.
Maka terbuktilah bahwa kedua pria tua yang jahat itu memberi kesaksian palsu.
Sementara itu, si perempuan salehah menengadahkan tangannya ke langit dan berdo’a dengan ikhlas.
Lantas Allah SWT, mengirimkan petir untuk menyambar kedua bandot tua itu.
Seketika, kedua pria jahat itu hangus terbakar dan tewas mengenaskan.
Demikian Allah SWT, mengungkapkan kepada masyarakat bahwa si perempuan salehah tidak bersalah.

0 komentar:

Posting Komentar